Menurut pihak kepolisian bahwa almarhum meninggal bukan dalam tahanan namun di rumah sakit Kristen Lende Moripa sesaat setelah diantar oleh pihak Polres Sumba Barat.
Informasi diperoleh kalau tahanan dalam sel Polres Sumba Barat, Samuel Bulu Maru (48) alias Bapa Maya meninggal dunia pada tanggal 7 November 2019 dini hari.
Pihak keluarga menduga kalau Bapa Maya sudah meninggal dalam sel tahanan sebelum dilarikan ke rumah sakit Kristen Lende Moripa Waikabubak Kabupaten Sumba Barat.
Versi keluarga, saat Bapa Maya tiba di UGD Rumah Kristen Sakit Lende Moripa Waikabubak, Bapa Maya sudah tidak bernyawa. Keluarga pun meminta agar dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebab meninggalnya almarhum. Hal tersebut kemudian disepakati pula oleh pihak Polres Sumba Barat. Otopsi dilaksanakan di RSUD Waikabubak setelah dokter forensik datang dari Polda NTT atau Mabes Polri.
Bapak 4 anak ini ditahan sejak tanggal 27 Oktober 2019 terkait dengan laporan Polisi Nomor: LP/PID/195/IX/2019/NTT/RES.SB.
Ia ditangkap di Waikabubak Kabupaten Sumba Barat oleh satuan kepolisian Polres Sumba Barat dengan alasan yang bersangkutan diduga terlibat dalam kejadian penganiayaan di Desa Dangga Mango Waijewa Timur yang terjadi pada tanggal 5 September 2019 sebagaimana dalam laporan polisi tersebut.
Bapa Maya adalah salah seorang dari 5 orang pelaku yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut. Kuasa hukum almarhum, Umbu Tamu Ridi,SH, MH menerangkan, pada tanggal 28 Oktober 2019 sekitar pukul 11.00 Wita ia mendampingi Bapa Maya di Sat Reskrim Polres Sumba Barat dalam pengambilan keterangan sebagai tersangka.
Bapa Maya diketahui oleh keluarga dan kuasa hukum bahwa ia sehat-sehat saja dan tidak ada riwayat sakit apapun atau pernah dirawat di rumah sakit. “Akan tetapi, pada saat keluarga dan kuasa hukum menjenguk di tahanan polres Sumba Barat, Bapa Maya mengeluh sakit di bagian kaki sebelah kiri dan Bapa Maya terlihat pincang, begitu pun sore hari sebelum meninggal dijenguk oleh anak kandung almarhum dan mengeluhkan sakit di bagian kaki kiri,” tegas Umbu.
Keluarga menduga Bapa Maya disiksa hingga meninggal dunia, sebab Bapa Maya ditangkap dalam keadaan sehat, juga saat keluarga menjenguk Bapa Maya hanya mengeluhkan sakit di bagian kaki kiri dan ia tidak berani menyampaikan penyebab kaki kirinya sakit, dengan alasan waktu kunjungan terbatas sehingga keluarga tidak menanyakan lebih jauh berkaitan dengan sakit yang dialami Bapa Maya.
“Kami seluruh keluarga menunggu dokter forensik untuk mengautopsi saudara kami, karena di rumah sakit RSUD Waikabubak tidak ada dokter forensik sehingga masih menunggu dokter forensik dari jakarta,” ujar Lodowik Bolo Ate, salah seorang keluarga dekat almarhum.
Kapolres Sumba Barat, AKBP Mikael Tamsil, SIk membantah hal tersebut. "Itu tidak benar," tandasnya.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi di dalam tahanan Polres Sumba Barat kalau sekitar pukul 23.00 wita, yang bersangkutan sedang tidur.
"Para saksi mendengar yang bersangkutan mendekur dan ketika di bangunkan yang bersangkutan kejang-kejang," ujar kapolres sumba Barat.
Para saksi kemudian memanggil piket Polres Sumba Barat dan yang bersangkutan langsung dibawa ke rumah sakit dan meninggal di rumah sakit. Polisi dan tim medis pun sudah melakukan otopsi terhadap jenasah Bapa Maya.
Dari hasil otopsi dipastikan kalau Bapa Maya tidak meninggal diruangan tahahan tetapi dirumah sakit karena yang bersangkutan sakit-sakit kejang saat tidur bersama tahanan lainnya termasuk 4 orang kekuarganya yang sama-sama ditahan sehingga tidak ada penganiayaan.