Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent mengakhiri sesi naik US$ 2,31, atau 3,8%, mencapai US$ 63,14 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berakhir naik US$ 2,33, atau 4,2%, pada US$ 58,43 setelah menyentuh sesi tinggi US$ 58,66 per barel.
OPEC dan sekutu-sekutu termasuk Rusia atau OPEC +, dapat menyetujui pengurangan produksi minyak mentah lebih dalam ketika mereka bertemu di Wina pekan ini.
Menteri perminyakan Irak Thamer Ghadhban mengatakan kepada wartawan di Wina pada hari Selasa (3/12) bahwa "pemotongan lebih dalam lebih disukai oleh sejumlah anggota kunci".
Pada hari Rabu, Ghadhban mengatakan ia akan mendukung setidaknya memperpanjang pemotongan yang ada hingga akhir 2020.
"Kita harus memberikan sinyal positif kepada pasar dan bagi saya setidaknya kita harus menggulirkan perjanjian saat ini," katanya.
Sementara itu, Administrasi Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak turun 4,9 juta barel dalam sepekan ke 29 November. Jauh dari prediksi analis yakni penurunan 1,7 juta barel.