Tercatat 166 saham naik, 76 saham turun, dan 115 saham stagnan. Total volume 1,5 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 430 miliar.
Sembilan dari 10 indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor barang konsumsi paling tinggi penguatannya 0,70%. Sementara, hanya sektor infrastruktur turun 0,09%.
Meski demikian, investor asing mengambil posisi jual. Di pasar reguler, net sell asing Rp 23,558 miliar dan Rp 43,434 miliar keseluruhan market.
Kenaikan IHSG mengikuti jejak bursa regional. Saham-saham di Asia naik tipis pada perdagangan Jumat pagi menjelang rilis data nonfarm payroll AS untuk November yang diharapkan akan dirilis pada hari berikutnya.
Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,19% pada awal perdagangan. Di Korea Selatan, indeks Kospi menambahkan 0,57% karena saham industri kelas berat Samsung Electronics dan pembuat chip SK Hynix keduanya masing-masing menambahkan setidaknya 1%.
Sementara itu, saham di Australia naik lebih tinggi di perdagangan pagi, karena S & P / ASX 200 naik sekitar 0,1%. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang diperdagangkan 0,19% lebih tinggi.
Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang menuturkan trend penguatan IHSG diperkirakan akan berlanjut seiring penguatan DJIA +0.10%, Oil +0.24%, Nikel +1.14%, Timah +0.12% serta CPO +1.56% kemarin.
"Mengetahui IHSG berpeluang kembali menguat, kami menjadi semakin antusias merekomendasikan investor melakukan trading harian atas saham dari sektor Retail, Infrastruktur, Bank, TI, Konsumer, Konstruksi dan Telko untuk perdagangan di hari Jumat ini," paparnya.