Popular Post

Total Pengunjung

Kisah Rasulullah SAW Suapi Seorang Yahudi yang Menghinanya

Posted by On 01.18.00 with No comments

digtara.com | Sabagai umat Islam di manapun berada harus mencontoh akhlak yang mulia baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau merupakan manusia terbaik di muka bumi sesuai dengan namanya 'Yang Terpuji'.

Kiai Zainuri dalam khotbahnya dengan tema 'Nabi Muhammad Menyuapi Seorang Yahudi' mengatakan, bertakwalah kalian di mana pun berada dengan cara mengiringi semua perilaku buruk yang pernah dilakukan dengan cara amal yang hasanah dan amal yang baik.

"Bisa jadi amal ibadah yang telah kita laksanakan pada hari ini menjadi penggugur, penghapus kejelekan-kejelekan, kemunkaran-kemunkaran yang pernah kita lakukan," katanya kemarin di Masjid Raya Jakarta Islamic Center (JIC).

Oleh karena itu, ujar Kiai Zainuri, ketakwaan harus ditingkatkan terus-menerus dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun dan sampai akhir hayat kita. Maka perlu kita tingkatkan amal ibadah kita dan meningkatkan amal saleh kita untuk menunjukkan ketakwaan kita kepada Allah Allah.

“Perlu diketahui orang yang bertakwa adalah orang yang bisa bergaul dengan semua umat manusia tidak memandang suku, bangsa, bahkan tidak memandang agama apa pun,” katanya.

Pergaulilah semua umat manusia dengan akhlak yang baik. Contoh yang baik dari yang perlu diteladani umat Islam yakni ketika Nabi Muhammad tahu bahwa tetangganya orang musyrik yang suka menghinanya itu sakit, namun Rasulullah malah membawakannya makanan.

Makanan yang dibawa Rasulullah merupakan makanan yang paling enak untuk tetangganya tersebut. Padahal tetangganya tersebut suka mencaci maki Rasulullah, bahkan membuang kotoran-kotoran binatang dihadapan Rasulullah setiap kali beliau keluar dari rumahnya.

Inilah akhlak dari Rasulullah SAW yang tidak pernah mengenal suku, bangsa, dan agama apapun.

Kemudian contoh yang kedua yaitu, Rasulullah selalu membawakan makanan, bahkan menyuapi orang Yahudi yang buta, yang tinggal di pojok pasar. Rasulullah membawakan makanan, menyuapi dengan penuh kasih sayang dan penuh kelembutan.

Padahal orang itu adalah orang Yahudi yang buta dan sering memaki-maki Rasulullah, menghina Rasulullah. Tetapi yang dilakukan Rasulullah adalah membawakan makanan, bahkan Rasulullah menyuapi dengan penuh kelembutan dan penuh kasih sayang kepada Yahudi buta itu hingga akhirnya Rasulullah wafat dan tak pernah mendatangi si Yahudi lagi.

Ketika Rasulullah sudah wafat, Abu Bakar bertanya kepada Aisyah istri sang Rasulullah, “Ya Aisyah, apa yang bisa aku lakukan untuk melanjutkan apa yang pernah dilakukan Rasulullah? maka Aisyah menjawab, “Ya Abu Bakar, wahai ayahku, Rasulullah setiap pagi dan sore membawa makanan, bahkan menyuapinya orang Yahudi yang buta. Yang tinggal di pojok pasar.”

Maka Abu Bakar Sidik pun melakukan apa yang pernah dilakukan Rasulullah, membawakan makanan bahkan menyuapi si Yahudi.

Ketika sampai kepada orang Yahudi itu, lagi-lagi keluar dari mulut sang Yahudi yang buta itu cacian makian untuk Rasulullah sampai-sampai tergetar hati Abu Bakar.

Bahkan, si Yahudi tahu kalau yang menyuapinya bukanlah Rasulullah. Lalu dia bertanya, “Hai, kamu siapa ini? Orang yang biasa menyuapi aku tidak seperti ini. Kamu pasti orang Asing, belum pernah kesini.”

Maka Abu Bakar menjawab, “Benar. Orang yang selalu membawakan makanan, bahkan menyuapi engkau dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, Dialah Muhammad Rasulullah yang selalu engkau caci maki lewat mulutmu dan sekarang beliau sudah wafat.”

Begitulah ketika bergaul pada semua umat manusia, Rasulullah berbuat baik kepada siapa saja tidak mengenal suku, bangsa, dan agama apapun. Pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.

"Masih banyak contoh-contoh akhlak Rasulullah yang bisa kita tiru, yang bisa kita jadikan teladan untuk kita semua sepanjang hidup kita," ujar Kiai Zainuri.

Pantaslah Allah memberikan apresiasi, memberikan pujian untuk Rasulullah melalui firmannya,

Surat Al-Qalam Ayat 4

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Arti: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung

Kiai Zainuri mengatakan, bahwa ada contoh teladan yang baik, Rasulullah yang patut kita tiru, kita jadikan patokan kita untuk berakhlak sepanjang hidup kita.

"Kita tidak tahu akhir hayat kita nanti, jika kita meniru akhlak Rasulullah yang baik, Insya Allah hidup kita akan selamat dunia wal akhirat. Dan Rasulullah begitu tinggi akhlaknya sampai-sampai sahabat-sahabat bertanya, 'Bagaimana sih akhlak Rasulullah?' Maka dijawab oleh istri beliau, 'Bahwa akhlaknya Rasulullah adalah semua yang tertuang yang terdapat di dalam Alquranul Karim,'" terang Kiai Zainuri.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »