Mayat korban pertama kali ditemukan oleh sang suami, Elkana Bate (47). Saat itu ia baru bangun tidur dan hendak mengambil sesuatu di dapur.
Elkana bersama anaknya, Desri Bate (30) kemudian melaporkan kejadian itu ke Kepala Dusun. Kepala Dusun kemudian berkoordinasi dengan Polisi dan petugas kesehatan untuk mengevakuasi jasad korban.
Kasubbag Humas Polres Kupang, Iptu Ambru Ichsan membenarkan adanya kejadian tersebut. Saat ini Polisi tengah menyelidiki motif dibalik aksi bunuh diri tersebut.
"Menurut pemeriksaan luar yang dilakukan oleh perawat Puskesmas Takari bahwa tidak ditemukan luka bekas penganiayaan dan tanda kekerasan pada tubuh korban. Sehingga dipastikan korban murni meninggal karena gantung diri," tandasnya.
Korban juga memiliki riwayat penyakit diabetis (gula darah) dan pernah berobat di RSU Siloam Kupang beberapa waktu lalu.
"Kuat dugaan korban melakukan gantung diri karena stres akan penyakit diabetis yang sudah lama dideritanya dan tak kunjung sembuh," tambahnya.
Pada Minggu pagi korban masih berkativitas seperti biasa dengan suami dan anak-anaknya. Tidak dan tidak ada firasat dari keluarga kalau korban akan mekukan aksi nekatnya.
Sejumlah tetangga korban pun memgakui bahwa selama ini korban dan suaminya tidak pernah terlibat pertengkaran dan selalu hidup rukun dan damai.
Suami, anak-anak dan orang tua korban menerima kematian korban adalah musibah dan dibuatkan surat pernyataan penolakan autopsi.
Jenasah korban pun dimandikan dan disemayamkan dirumah duka sambil menunggu proses pemakaman.
[AS]