Pada perdagangan hari ini, beberapa analis memprediksi IHSG akan lanjut menguat. Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, penguatan IHSG hari ini ditopang oleh aksi window dressing yang diperkirakan akan berakhir pada akhir Desember.
Meski hari ini neraca dagang Indonesia dinyatakan defisit US$ 1,3 miliar per November 2019, sentimen negatif ini tertutupi oleh aksi window dressing. “Kemarin itu juga Amerika Serikat (AS) dan China juga sudah ada kesepakatan dagang tahap pertama. Kemungkinan sentimen defisit neraca dagang kalah kuat,” ujar Hendriko.
Hendriko memprediksi IHSG akan melanjutkan penguatan dengan sentimen utama adalah aksi window dressing. Selain itu, suku bunga acuan (interest rate) juga diprediksi tidak akan berubah dan dipertahankan di kisaran 5%.
Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi, IHSG akan lanjut menguat pada perdagangan besok. Kesepakatan dagang fase pertama antara AS dengan China sedikit banyak dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG.
Sementara dari sisi teknikal, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai IHSG masih berusaha untuk keluar dari fase konsolidasi wajarnya.
Dalam jangka panjang, IHSG masih berada dalam pola uptrend dan capital inflow yang masih tercatat secara year-to-date (ytd). Hal ini menunjukkan investor asing masih berminat untuk merangsek ke pasar modal Indonesia.
Untuk itu, William menilai IHSG akan lanjut menguat dengan kisaran 6.089–6.261. Herditya memproyeksikan IHSG akan menguat terbatas di kisaran 6.130–6.260. Sementara Hendriko memprediksi IHSG akan menguat di kisaran 6.240–6.250.