Menurutnya, Polri telah melakukan pendalaman untuk membongkar kasus tersebut. Ia meyakini kasus itu akan terungkap dan tinggal menunggu waktu.
"Saya sudah beberapa kali ngomong tim bekerja maksimal. Ini hanyalah waktu. Insya Allah secepatnya," kata Iqbal di Gedung Bareskrim Polri, Rabu (11/12/2019).
Iqbal mengaku segala upaya dilakukan demi memperjelas siapa yang menjadi dalang dalam penyiraman itu. Untuk itu, dirinya meminta publik bersabar agar semuanya bisa terungkap.
"Ini ada upaya-upaya tertutup, ada upaya menyelesaikan penyelidikan terkait dengan itu. Insya Allah kita segera mengungkap kasus itu," tuturnya.
Sebelumnya diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mendapat laporan dari Kapolri Jenderal Idham Azis bahwa ada temuan baru dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Jokowi meminta temuan tersebut segera diungkapkan ke publik.
Hal itu disampaikan Jokowi usai memangil Idham Azis ke Istana pada Senin, 9 Desember 2019. Keduanya melakukan pertemuan tertutup selama 20 menit.
"Sore kemarin sudah saya undang Kapolri, saya tanyakan langsung ke Kapolri. Saya juga ingin mendapat sebuah ketegasan ada progress atau tidak. Dijawab ada temuan baru yang sudah menuju pada kesimpulan," kata Jokowi di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat.
Jokowi menolak keinginan Polri yang hendak mengungkap kasus teror kepada penyidik senior lembaga antirasuah itu dalam sebulan. Kepala Negara ingin Polri segera menangkap para pelaku.
"Oleh sebab itu saya enggak ngasih waktu lagi. Saya bilang secepatnya, segera diumumkan siapa," tuturnya.
Sebelumnya Iqbal juga mengatakan bahwa tim teknis kasus Novel telah memeriksa 73 saksi, 114 toko kimia, hingga uji laboratorium forensik 38 titik CCTV.
"Sejak terjadinya peristiwa kita melakukan upaya-upaya itu. Teman-teman paham sudah 73 saksi yang kita periksa, 114 toko kimia kita periksa, 38 titik CCTV. Bahkan CCTV itu kita periksa secara laboratorium forensik kepolisian scientific di Mabes Polri maupun di AFP di Australia," kata Iqbal.