Pasien pertama adalah AF alias Arsy (1). Bayi malang asal Belawan, Kota Medan yang didiagnosa mengalami invaginasi (intussusepsi) pasca operasi colostomi yang pernah dialami bayi malang tersebut.
Arsy lahir secara normal dengan berat badan 3500 gram. Pada umur 3 bulan, ia diberi makan oleh orangtuanya sehingga membuat perut Arsy membengkak. Kala itu orangtuanya sempat mengurut perut sang bayi hingga akhirnya Arsy terpaksa dioperasi. Sayangnya, penanganan terhadap Arsy tidak dituntaskan orangtuanya karena masalah biaya. Penyakitnya pun semakin parah.
Pasien kedua adalah Syahlan (32), warga Kabupaten Batubara. Syahlan didiagnosa mengalami pembusukan kaki akibat luka yang dialaminya pasca-kecelakaan tunggal beberapa waktu lalu.
"Untuk pasien yang mengalami pembusukan kaki ini sudah dilakukan tindakan operasi amputasi. Sedangkan untuk bayi Arsi, masih dilakukan observasi untuk segera mendapatkan tindakan,"kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja, Selasa (3/12/2019) malam.
Sedangkan pasien ketiga adalah Agus Salim (26), warga Belawan, Kota Medan. Agus didiagnosa mengalami Gastroenteritis dan dehidrasi berat.
Itu terjadi setelah air seni keluar merembes melalui bekas luka operasi batu empedu yang dialaminya beberapa waktu lalu.
"Untuk pasien atas nama Agus ini juga sedang dilakukan observasi untuk segera dilaksanakan tindakan,"terang Tatan.
Selain ketiga pasien ini, lanjut Tatan, Kapolda Sumut juga sudah memberikan pengobatan gratis kepada puluhan pasien miskin lainnya di seluruh wilayah Sumatera Utara. Para pasien dirujuk ke RS Bhayangkara Medan dan RS Bhayangkara Tebingtinggi.
Ini sebagai bentuk kepedulian sosial Kapolda Sumut serta Polri akan kondisi masyarakat miskin yang kesulitan mendapatkan perawatan medis. Ini menjadi bagian dari bakti Polri disamping menjalankan tugas-tugas penegakkan hukum di masyarakat.
"Mereka akan dirawat sampai benar-benar sembuh. Seluruh biaya ditanggung Kapolda Sumut,"tandasnya.
[AS]