Binjai, harian24news.com - Dituduh mencuri buah rambutan, seorang anak laki-laki kelahiran 2012 itu, warga Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, diduga menjadi korban kekerasan tetangganya sendiri, setelah ditodong dan diancam nyaris tertembak dibagian muka dengan menggunakan sepucuk senapan angin, karena dituduh mencuri buah, Sabtu (12/1) malam tadi.
Akibat kejadian tersebut, saat ini bocah malang itu mangalami trauma yang begitu mendalam. korban kekerasan tampak mengalami penurunan semangat bermain dan belajar, penurunan selera makan, serta kerap menangis ketika melihat kehadiran orang asing yang datang ke rumahnya.
Menurut keterangan sang ibu, Novi (26), saat ditemui wartawan di rumahnya, Jalan Teuku Umar, Kelurahan Nangka, Senin (14/1) siang, kejadian tersebut berawal saat sang anak memunguti buah rambutan yang tergeletak di tepi parit, tepatnya pada sisi luar pagar depan rumah tetangganya, T. Tanpa diduga, T si pemilik rumah, seketika itu datang dan menghardik anaknya.
Pria tersebut bahkan sempat menodongkan senapan angin tepat ke wajah sang anak, sembari menuduh murid kelas 1 SD itu mencuri buah dari pekarangan rumahnya.
"Akibat tindakan itu, spontan saja anak saya menangis ketakutan. Bahkan saya pun langsung emosi, sehingga saya langsung datang menyelamatkan anak saya dan menjelaskan masalah yang sebenarnya," terang Novi selaku orang perempuan korban.
Pada kesempatan itu pula, ibu dua anak tersebut turut meminta penjelasan T, terkait alasan dan motivasi pria tersebut menodongkan senapan angin tepat ke wajah putra sulungnya, hingga membuat sang anak merasa sangat ketakutan.
"Saya tanya ke dia, kenapa anak saya mau ditembak? Dia kan belum tentu salah. Soalnya yang mencuri rambutan itu sudah keburu lari. Namun dia tetap berkeras dan tak mau mendengar penjelasan saya," terang Novi. Alhasil, sambungnya lagi.
Sempat terjadi cekcok mulut antara dirinya dan T. Namun keributan itu tidak berlangsung lama. Pasalnya sang pemilik rumah segera meminta dia dan sang anak, agar segera pergi dari tempat itu.
"Sesaat setelah keributan itu, saya memang langsung pulang ke rumah. Soalnya saya juga khawatir dengan kondisi anak saya," ujar Novi, yang mengaku sudah mengadukan persoalan itu kepada Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Binjai.
Terpisah, Ketua LPA Kota Binjai, Rahmat Fadli Sirait, dalam kererangannya kepada wartawan, Senin (14/1) sore, membenarkan kejadian itu.
Menurutnya, sejauh ini pihaknya sedang mempelajari kasus tersebut, untuk mengambil penanganan lebih lanjut. "Siang tadi, kita sudah mendatangi kediaman si anak. Di situ, kita telah bertemu langsung dengan anak bersangkutan dan ibunya, untuk mengklarifikasi masalah yang sebenarnya," ungkap Rahmat.
Hanya saja menurutnya, pihaknya gagal menemui T, pria yang diduga melakukan aksi penodongan dan pengancaman menggunakan senapan angin terhadap anak di bawah umur.
Pasalnya, pria tersebut tidak berada di rumahnya. "Rencananya besok pagi atau malam harinya, kita akan coba kembali menemui T, untuk dimediasi dengan orangtua si anak yang menjadi korban kekerasan. Sebab itu sudah menjadi SOP kita dalam menangani perkara anak," terang Rahmat.
Dalam proses mediasi itu sendiri, katanya. Pihaknya akan melibatkan petugas dari Dinas Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan, Anak, dan Masyarakat (P3AM) Kota Binjai, serta kepala lingkungan setempat.
"Jika seandainya dalam proses mediasi nanti, pihak yang diduga melakukan kekerasan terhadap anak tetap menunjukan sikap yang tidak koorperatif, maka tidak ada pilihan lain bagi kita untuk meneruskan persoalan ini ke jalur hukum," ujar Rahmat selaku ketua LPA Kota Binjai. (Tim)