Tes dilakukan dengan cara pemeriksaan urine. Tolal ada 117 orang SN yang menjalani pemeriksaan. Itu sekira 20 persen dari total ASN di Dinas PUPR Provinsi NTT yang mencapai 500 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat pada BNN Provinsi NTT, Hendrik Rohi, menyebutkan, tes ini dilakukan sebagai deteksi dini. Sehingga lingkungan kerja di Dinas PUPR Provinsi NTT bebas dari peredaran dan penggunaan narkotika. Dinas PUPR Provinsi NTT sendiri memang secara rutin melakukan kegiatan tes narkoba bagi seluruh pegawainya di setiap tahun.
"Satu saja anggota keluarga atau pegawai yang terkena narkoba maka semua bisa tercemar,"ujar Hendrik.
Dinas PUPR sendiri sangat strategis dan rawan terkena narkoba karena sering berhubungan dengan kontraktor yang gampang terkena saat tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni serta iman lemah.
"Jajaran Dinas PUPR NTT tetap waspada karena sudah pernah ada ASN provinsi NTT yang dicopot karena menggunakan narkoba serta anak pejabat sempat terjerat narkoba," ujarnya.
Pimpinan instansi diharapkan waspada dan selalu mengawasi bawahannya. "Harus waspada karena penyalahgunaan narkoba sering terjadi dan banyak pintu masuk orang menggunakan narkoba sehingga tetap waspada," tambahnya.
Jajaran Dinas PUPR NTT tidak perlu takut mengikuti tes urine karena tes urine bukan untuk penegakan hukum tetapi sebagai langkah antisipasi," tambahnya.
Kadis PUPR Provinsi NTT, Maxi Nenabu sekitar 600 orang ASN dan tenaga kontrak di dinas nya perlu deteksi dini. Ia berharap ada kegiatan susulan untuk mereka yang belum melakukan tes.
Dinas PUPR sendiri memiliki tugas berat dan bersinggungan dengan banyak kalangan yang bisa terkena narkoba. Namun ia berharap semua staf dinas PUPR adalah SDM yang bekerja dengan baik.
"Saya berharap tidak ada (jajaran PUPR) sebagai pemakai,"tandasnya.
[AS]