"Saat ini laju pertumbuhan ekonomi Sumut di kuartal ke 3 tahun 2019 sebesar 5.11% YoY. Laju pertumbuhan ekonomi Sumut yang walaupun lebih tinggi dibandingkan dengan rata rata nasional. Akan tetapi perlambatan di tahun ini memberikan dampak pukulan yang cukup terasa bagi warga Sumut," katanya.
Dia menjelaskan pada dasarnya pertumbuhan ekonomi Sumut di tahun 2019 yang melambat tidak terlepas dari masalah perlambatan yang sudah mulai terjadi sejak pertengahan tahun 2018 silam. Tekanan ekonomi global akibat dampak dari perang dagang menjadi salah satu pemicu melambatnya pertumbuhan ekonomi Sumut.
"Di tahun 2018 akhir, bahkan sudah mulai terasa sekali penurunan harga komoditas Sumut yang menjadi unggulan industri yang ada di Sumatera Utara. Sejumlah Industri pengolahan di Sumut masih didominasi oleh bahan baku sawit maupun karet sebagai bahan utama penggerak roda industri pengolahan," ungkapnya.
Sayang sekali, industri di Sumut menghadapi tantangan yang tak kalah serius yakni mengalami perlambatan pertumbuhan di tahun 2019 ini. Padahal industri pengolahan yang termasuk dalam industri manufaktur memberikan andil yang besar dalam pengentasan angka kemiskinan di wilayah sumatera utara.
Dia menjelaskan untuk realisasi laju tekanan inflasi, Sumut pada dasarnya masih mampu merealisasikan inflasi sesuai dengan target sasaran bahkan dalam rentang angka sasaran yang paling kecil. Jika sebelumnya sejak awal tahun 2019 hingga Agustus laju tekanan inflasi Sumut terbilang sangat besar. Akan tetapi, di November inflasi Sumut berdasarkan tahun berjalan menjadi 2.5%-an saja.
Padahal inflasi Sumut sempat di atas 5% di tahun ini. Menjelang akhir tahun realisasi inflasi Sumut mulai menunjukan angka yang menggembirakan dan sesuai dengan target Bank Indonesia. Ini menjadi kabar sekalipun hadiah setelah sebelumnya kita sempat pesimis dengan perkembangan inflasi yang jauh diatas target sasaran BI.
"Akan tetapi di tahun depan kita tetap memiliki sejumlah tantangan yang tak kalah berat dibandingkan dengan tahun ini. Beberapa diantaranya adalah ketergantungan Sumut terhadap ekonomi eksternal yang membuat Sumut sangat rawan dihantam gejolak harga komoditas. Tren perkembangan ekonomi global saat ini menghadapi tekanan dari masih berkecamuknya perang dagang, dan gejolak harga minyak mentah dunia sehingga mempengaruhi harga komoditas dunia lainnya," tegasnya.
Tahun 2020 diperkirakan masih akan ada perang dagang lanjutan, ditambah ketidakpastian kondisi politik di AS yang akan menyelenggarakan Pemilu. Selanjutnya masih ada ancaman inflasi yang potensial menggerus daya beli masyarakat. Kita tahu bahwa Sumut masih kerap kedodoran dalam mengendalikan harga cabai. Walaupun inflasi dari cabai ini juga banyak faktor yang mempengaruhi.