Dalam sidak itu, Edy bersama dengan Direktur Direktorat Jendral Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Veri Anggriono.
Beras yang tak layak konsumsi itu karena sudah berbau apak. Beras itu ditemukan saat Edy memeriksa harga komoditi beras di salah satu lapak sembako milik pedagang bernama Acun, di Pusat Pasar Medan.
Edy awalnya menunjuk satu karung besar berlogo Bulog yang belum dibuka. Acun membukanya dengan memotong talinya. Tak lama kemudian Edy mengambil dengan kedua tangannya, lalu menciumnya.
"Bau apek ini,"sebut Edy.
Menurut pengakuan Acun, beras itu baru dia beli sepekan yang lalu. Namun dari beras yang dibelinya, tak semua berbau apak. Hanya berasa yang dikemas dengan karung berukuran besar saja yang berbau apak.
“Beras India. Tingat perpecahannya 15 persen. Saya beli tidak banyak. Hanya dua goni yang ukuran besar dan sepuluh goni ukuran 5kg dan 10 kg. Satu kilogramnya Rp.9500. Ini karena sudah berbau akan kita tukar,”sebutnya.
Usai dari Pusat Pasar, Gubernur Sumut beserta rombongan menuju Gudang Bulog di Jalan Mustafa, Kelurahan Glugur Darat I, Kecamatan Medan Timur. Di gudang tersebut, Edy kembali menemukan beras yang berbau. Yakni beras dari Thailand dan India.
[caption id="attachment_39941" align="aligncenter" width="700"] Edy saat memeriksa beras di gudang Bulog di Medan (ist)[/caption]
PENJELASAN BULOG
Kepala Kantor Wilayah Perum Bulog Sumatera Utara, Arwakhudin Widiarso menuturkan, dengan temuan sebagian beras berbau ada persoalan umur simpan. Pihaknya akan melakukan evaluasi.
"Tapi yang jelas beras yang ada tadi secara visual masih cukup bagus karena saat dibeli dalam kondisi bagus cuma dipersoalan umur simpan," tuturnya.
Arwakhudin menambahkan, beras yang berbau tersebut disimpan sejak akhir 2018. Sementara beras premium yang tidak berbau, baru berumur 2 - 3 bulan.
"Beras premium rata-rata baru 2 sampai 3 bulan masa simpan. Yang mulai bau, itu sebagian ya, itu akhir 2018. Biasanya akan dilakukan uji laboratorium. Yang akhir 2018 itu sekitar 20 ribu ton," tambahnya.
[AS]