Popular Post

Total Pengunjung

Faktor Cuaca Penyebab Kapal Pengangkut Premium Terlambat

Posted by On 19.45.00 with No comments

digtara.com | KUPANG - nit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Marketing Operation Region V Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Nusra), Rustam Aji mengakui kalau faktor cuaca menjadi alasan keterlambatan pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam penjelasannya kepada wartawan, Selasa (24/12/2019), Rustam Aji mengakui kalau kapal pengangkut premium yang seharusnya masuk ke Terminal BBM Tenau Kelurahan Alak Kecamatan alak Kota Kupang pada hari Minggu (22/12/2019) baru bisa masuk pada Senin (23/12/2019) pagi tadi, karena faktor cuaca.

"Posisi hingga Senin (23/12/2019), kapal yang mengangkut 4.500 kilo liter premium sedang bongkar muatan di Terminal BBM Tenau Kota Kupang," ujarnya.
Diharapkan Selasa (24/12/2019) siang atau sore, Premium sudah bisa disalurkan kembali ke SPBU di Kupang dan sekitarnya.

Kelangkaan akibat habisnya Bahan Bakar Minyak (BBM) dirasakan warga Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara timur (NTT). Kondisi ini membuat sejumlah warga Kota Kupang rela antri menunggu di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Senin (23/12/2019).

Pemandangan ini terjadi disejumlah SPBU di Kota Kupang. Salah satunya di SPBU 54.851.14 yang terletak di Jalan Frans Seda Kelurahan Fatululi kecamatan Oebobo Kota Kupang. Hingga pukul 21.30 Wita, sejumlah pengendara kendaraan bermotor roda dua dan roda empat terlihat mengantri di depan SPBU.

Di depan SPBU, terdapat tulisan yang menunjukkan BBM habis dan pintu masuk jalan masuk SPBU ditutup oleh pihak pengelola. Seorang pengendara kendaraan roda empat (mobil), Ryan Asbanu (22) yang juga warga Kelurahan Fatubesi Kecamatan Kota Lama Kota Kupang mengakui telah menunggu di depan SPBU sejak pukul 16.30 wita.

Sebelumnya, ia telah berkeliling untuk melakukan pengisian BBM, namun menemukan hal yang sama yakni BBM yang habis. "Karena BBM jenis bensin habis, makanya tadi saya isi Pertamax sekitar lima liter seharga Rp 50.000," ujarnya.

Pihaknya mempertanyakan kelangkaan BBM tersebut, sebab selalu ditemui menjelang akhir tahun.

"Saya pantau kejadian ini selalu terjadi di akhir tahun seperti listrik padam atau kelangkaan BBM," keluhnya.

Ia mengakui kalau hal ini merupakan tanggung jawab dari pemerintah. "Kenapa tidak didistribusikan lebih awal karena kita memasuki natal dan pemakaian pasti banyak," ujarnya.

Pihaknya berharap masalah ini dapat terselesaikan, sebab, kata Fredi, kelangkaan yang terjadi akan mengakibatkan sebagian besar masyarakat susah dan harga BBM pada eceran melambung tinggi.

Sementara itu, kelangkaan BBM juga mengakibatkan antrean panjang kendaraan di SPBU Oebufu. Kendaraan terlihat mengular hingga sekitar 300 meter dari depan pintu masuk SPBU.

Hal ini disebabkan sejumlah kendaraan yang hendak mengisi BBM mengantre hingga keluar jalan, sedangkan sebagian pengendara kendaraan bermotor ingin melintas.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »