Perempuan yang tengha hamil tujuh bulan itu merupakan muvcikari atau germo dalam kasus prostitusi online yang melibatkan siswi SMP di Kota Kupang.
Saat datang ke Mapolsek Kelapa Lima, Novi Seran nampak santai. Ia mengaku kalau GRR dan Novri Bessie lah yang mendatanginya pada Selasa 3 November 2019 malam dirumahnya.
"GRR dan Novri Bessie yang datang mengaku sedang butuh uang untuk beli handphone," tandas Novi Seran kepada wartawan.
Novi Seran kemudian menghubungi Koko yang hingga hari ini masih buron dan menawarkan GRR untuk dikencani.
"Kebetulan Koko sering pakai (kencani) GRR jadi saat itu saya langsung kontak Koko yang sedang ada di hotel Sasando. Saat itu Koko memang membutuhkan GRR," tambahnya.
Novi sendiri mengaku mengenai Novri Bessie dan GRR karena dikenalkan temannya.
Versi Novi Seran, Koko sering menginap di Hotel Sasando dan sering membooking GRR. Novi sendiri tidak mengetahui identitas Koko. "Hanya karena dia (Koko) putih, matanya sipit dan berkacamata jadi saya panggil dia Koko," ujarnya.
Dari proses ini, Novi Seran berdalih hanya diberikan Rp 100.000 dan pulsa data handphone.
Novi menggambarkan kalau Koko merupakan pengusaha yang memiliki banyak uang dan sering mengontaknya jika membutuhkan kehadiran GRR untuk menemani di hotel.
TERPENGARUH PERGAULAN
Terpisah, Hana RR (39), ibu kandung GRR mengaku kalau GRR putus sekolah saat kelas III SMP karena terpengaruh pergaulan dengan komunitasnya.
GRR dititipkan Hana ke orang tuanya saat Hana menjadi TKW. GRR pun sempat sekolah di SMP SoE Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) namun putus sekolah.
Diakuinya kalau banyak anak muda sering kumpul dirumahnya hingga menginap.
GRR pun sering keluar rumah hingga subuh bahkan sering tidak pulang ke rumah. GRR sering pula pergi tanpa pamit saat dijemput temannya.
Selasa 3 November 2019, saat GRR pamit, Hana sempat menanyakan namun GRR beralasan sedang mencari makan. "Saya sering pukul GRR kalau keluar rumah tanpa ijin atau pulang rumah tanpa mengenal waktu," tandasnya.
[AS]