Hamparan Perak,harian24news.com-Proyek pemeliharaan berkala Jalan Abdul Khadir, di Pasar V Tandam, tepatnya di perbatasan Desa Tandam Hulu II dan Desa Tandam Hulu II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang,diduga sarat dengan korupsi kolusi nepotisme (KKN).
Pasalnya, warga menilai proyek tersebut sarat indikasi penyelewengan anggaran, yang diduga dilakukan CV Bahtera Asi, selaku perusahaan pelaksana pekerjaan. Sebab dengan anggaran lebih dari Rp 1,4 miliar, perbaikan badan jalan hanya mencakup rute sejauh 700 meter.
"Mentang-mentang lokasinya jauh ke dalam dan luput dari pengawasan, mereka kerjanya asal-asalan. Tak heran, dana untuk rehabilitasi jalan sepanjang 1,320 (satu koma tiga ratus dua puluh meter)meter, malah hanya untuk 700 meter saja yang dikerjakan di jalan tersebut," ungkap Rini (38), salah seorang warga, yang ditemui wartawan, Senin (10/9) pagi.
Terkait hal tersebut, warga turut berharap polisi, kejaksaan, maupun KPK, segera turun tangan untuk menyelidiki indikasi kecurangan dan penyelewengan anggaran yang diduga dilakukan oleh pihak kontraktor.
Sebab mereka menilai, proyek dengan waktu pelaksanaan selama 120 hari kerja itu justru dibuat tidak sesuai pedoman teknis dan terkesan dibuat asal jadi. Sebab baru sehari dikerjakan, namun sudah banyak bagian permukaan aspal yang mengelupas.
Bahkan ada pula indikasi, jika proyek pemeliharaan infrastruktur yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Deli Serdang tahun anggaran 2018 itu, tidak dilakukan sesuai prosedur teknis, karena kerap dikerjakan meskipun kondisi cuaca sedang hujan.
"Kalau kami bilang, ini hanyalah proyek rehabilitasi gang. Bukannya proyek rehabilitasi jalan desa. Sebab tingkat ketebalan aspalnya saja kurang dari 6 sentimeter, dan mudah sekali rusak ketika dilalui kendaraan," seru Arman (45), warga lainnya.
Secara terpisah, Mawardi, seorang konsultan teknik asal Kota Medan, saat dimintai tanggapannya oleh wartawan, Senin (10/9) siang, menyebut kekecewaan warga peeihal tidak maksimalnya pekerjaan pemeliharaan berkala Jalan H Khaidir, merupakan hal yang sangat wajar. Apalagi menurutnya, kualitas infrakstruktur merupakan salah satu tolak ukur dalam menentukan kondisi ekonomi masyarakat dan perkembangan pembangunan di suatu wilayah.
"Kalau saya lihat, indikasi kecurangan itu memang ada. Sebab untuk 1 kilometer pekerjaan pemeliharaan jalan dengan lebar 3,5 meter dan ketebalan aspal 6 sentimeter, idealnya hanya menghabiskan anggaran sebesar Rp 700 juta," seru Mawardi.
"Wajar juga jika permukaan aspal hasil pelaksanaan proyek tersebut cenderung rapuh dan mudah mengelupas. Sebab lapisan aspal yang rutin terendam air saat pengerjaan, memang memiliki daya rekat rendah, sehingga rentan rusak jika mendapat tekanan," tukasnya.
Sebelumnya, Perwakilan CV Bahtera Asi, Agus, saat ditemui wartawan di lokasi proyek, Minggu (9/9) malam, membenarkan pelaksanaan proyek pemeliharaan berkala Jalan H Khaidir merupakan tanggungjawab pihaknya.
Namun dia mengaku, proses rehabilitasi jalan sudah sesuai ketentuan. "Ukurannya memang seperti ini. Kalaupun menurut warga ada yang kurang secara kualitas, kami juga tidak tahu. Soalnya kami hanya menjalankan perintah dari orang yang punya borongan," ujar Agus.(Tim)