Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan awal pekan (4/11) diprediksi bakal melemah tipis. Kondisi tersebut lantaran meningkatnya tekanan rupiah dari sentimen eksternal.
Sebaliknya, kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, justru terkoreksi sebanyak 58 poin atau 0,41% menjadi Rp 14.066 per dollar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pergerakan rupiah berpeluang untuk koreksi tipis pada Senin (4/11).
"Dominasi sentimen eksternal, khususnya perang dagang dan perkembangan rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) atau Brexit," ungkapnya.
Sebagai informasi pasar mulai berpikir China mungkin akan menolak menandatangani kesepakatan perdagangan yang komprehensif, sebagian karena para pemimpinnya tidak percaya sifat impulsif Presiden AS Donald Trumps.
Sementara itu, Trump mengatakan dalam tweetnya bahwa Beijing dan Washington sedang mencari tempat baru baginya dan Presiden Cina Xi Jinping untuk menandatangani perjanjian perdagangan fase satu.
Khususnya setelah Chili membatalkan pertemuan puncak yang direncanakan untuk November ini.
Di sisi lain, perkembangan negosiasi Brexit juga masih menjadi perhatian pelaku pasar di awal pekan nanti. Dengan begitu, Ibrahim memprediksi rupiah bakal melemah tipis di kisaran Rp 14.020 per dollar AS hingga Rp 14.080 per dollar AS.[kontan]