Hal ini mendapat respon dari Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani yang menyebut Edy memang hobi cakap-cakap saja dan ia memakluminya. “Ya Gubernur terkadang emosional dan suka cakap-cakap, itulah yang perlu diubah Gubernur dalam memimpin Sumut. Bagi saya itu hanya koreksi,” katanya Rabu (18/12/2019).
Baktiar meminta cara komunikasi Gubernur perlu diperbaiki. “Saya ini juga rakyat Tapteng, ada duit saya, banyak juga orang Tapteng yang banyak duitnya. Mungkin Gubernur lupa bahwa Tapteng ini bagian dari Sumatera Utara,” ucapnya.
Kalau memang masyarakat Tapteng menurut Edy miskin, maka sebagai Gubernur seharusnya mencari solusi bagaimana supaya sejahtera. “Jadi jangan cakap-cakap saja dan ngomong-ngomong saja,” ulang Baktiar menepis tudingan Gubernur.
Mengulang pernyataan Gubernur yang menyatakan bahwa pada saat itu, Edy ke Tapteng akan melakukan kampanye pada saat ingin menjadi Gubsu, “Saya jawab bahwa pada saat itu saya menjadi bupati 2017 bulan 5 sementara itu Edy datang ke Tapteng akhir 2017 atau awal 2018. Artinya saya baru menjawab sebagai Bupati. Saya berharap pernyataan Gubernur bukan karena sentimen pribadi dan saya yakin karena saat itu Edy kalah telak disini,” beber Bupati.
Bakhtiar memaparkan, selama menjadi Bupati sudah menutup tempat maksiat 973 tempat yang sudah puluhan tahun berdiri. Artinya Pemkab perduli terhadap nasib rakyat dan menyelamatkan generasi bangsa. “Saya Tanya, Gubernur sudah melakukan apa untuk rakyat Sumut, apakah sudah pernah juga menutup tempat maksiat di kota Medan, coba tunjukkan ke saya,” tagih Bakhtiar.