Dimulainya pembangunan jalan tol tersebut ditandai dengan Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada ruas tersebut. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), Danang Parakesit dengan Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo.
Penandatanganan tersebut dilaksanakan di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta, Jumat 20 Desember 2019 lalu. Hadir dalam penandatanganan itu, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono
Menteri Basuki mengatakan, jalan tol ini merupakan salah satu ruas prioritas dan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Diharapkan dapat meningkatkan pergerakan logistik dari Provinsi Sumatera Utara menuju Provinsi Aceh. Jalan tol ini juga diharapkan bisa mendukung pengembangan wilayah. Khususnya yang berada di sekitar jalan tol," ujar Basuki dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (21/12/2019).
Menteri Basuki berharap adanya partisipasi aktif dari pemerintah daerah dan badan usaha serta seluruh pihak terkait untuk mendukung pelaksanaan proyek tersebut.
"Kita harus melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pembangunan jalan tol ini,"sebutnya.
BESARAN INVESTASI
Sementara itu Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, proyek jalan tol ini memiliki nilai investasi sebesar Rp23,35 triliun. Proyek ini direncanakan memiliki lima simpang susun, yaitu Simpang Susun Stabat, Simpang Susun Tanjung Pura dan Simpang Susun Pangkalan Brandan. Lalu Simpang Susun Kuala Simpang dan Simpang Susun Langsa.
Selain itu, kata Danang, jalan tol ruas Binjai-Langsa ini akan memiliki lebar 3,6 meter dengan 2X2 lajur (tahap awal dan 2x3 Lajur (tahap akhir), serta memiliki lebar lajur sepanjang 3,6 meter. "Diharapkan bisa diselesaikan sesuai dengan rencana pada akhir tahun 2023," imbuhnya.
Adapun dukungan pemerintah pusat untuk jalan tol ini antara lain, pelaksanaan pengadaan tanah sehingga konstruksi jalan tol dapat dilaksanakan sesuai jadwal. Pemerintah pusat dikatakan Danang juga akan menjaga konsistensi pemerintah daerah dalam melaksanakan rencana tata ruang sehingga dapat membantu percepatan penyelesaian proyek jalan tol ini, serta membantu penyelesaian permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh badan usaha dalam rangka menyelesaikan pembangunan jalan tol.
Sementara, Dirut Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan, melalui penandatanganan ini, pekerjaan diharapkan bisa diselesaikan lebih cepat dari yang diperkirakan. "Kita di sini sama-sama berkonsentrasi pada pembebasan lahan, karena semuanya tergantung dari pemerintah, kami akan bersusaha sekuat mungkin, sebisa mungkin agar bisa tercapai," tandasnya.
Tol Trans Sumatera sendiri direncanakan memiliki panjang 2.974 km. Terdiri dari koridor utama sepanjang 2.062 km dan koridor pendukung sepanjang 890 km. Pembangunannya terus dikerjakan dan sebagian sudah rampung.
[AS]