General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera, Weddy B Sudirman mengatakan, pihaknya berharap pembangunan kontruksi PLTA Asahan 3 tersebut segera rampung. Sehingga nantinya jika beroperasi akan menambah pasokan listrik untuk menjaga kestabilan dan keandalan listrik.
"Pembangkit itu nanti akan menghasilkan energi listrik 1.477 GWh per tahun," kata Weddy B Sudirman di Medan, Rabu (27/10/2019).
Dengan hadirnya PLTA ini, akan menurunkan biaya pokok produksi (BPP) listrik. Karena pembangkit menggunakan air ini (energi baru terbarukan) sangat murah sekali dibandingkan bila menggunakan solar, gas atau batubara.
HEMAT SUBSIDI HINGGA RP.1,9 MILIAR PERTAHUN
Ia mengatakan seiring dengan terjadinya penurunan biaya pokok produksi (BPP), maka subsidi listrik juga dapat dihemat hingga Rp.1,9 miliar pertahun. Disamping itu juga akan menambah pasokan listrik di Sumut yang semakin handal serta menambah jutaan pelanggan listrik di daerah ini.
PLTA yang pembangunannya bersumber pada loan JICA (Badan Kerjasama Internasional Jepang/Japan Internasional Cooperation Agency) Rp3,23 triliun dengan kapasitas listrik 174 MW (2X87MW).
Ia mengatakan pembangkit itu nantinya juga akan membuka lapangan pekerjaan yang besar pada masyarakat Sumut khususnya bagi warga sekitarnya.
Diperkirakan dengan pinjaman dengan suku bunga yang rendah, sekitar 0,75 persen per tahun pembangkit ini akan menguntungkan. Untuk break even point (BEP) atau mencapai titik impas diperkirakan hanya butuh sekitar delapan sampai sepuluh tahun. Sementara umur pembangkitan diperkirakan berkisar 50 tahun lebih.
BERBEDA DENGAN ASAHAN I dan II
Ia mengatakan adanya perbedaan penggunaan tenaga air dengan dua pembangkit di atasnya yakni PLTA Asahan I dan II, di mana pembangkit sebelumnya dibangun bendungan (tipe bendungan).
Sedangkan untuk Asahan tiga ini menggunakan tipe 'runriver' dengan membangun terowongan dan tunel untuk membelokkan arus sungai Asahan guna menggerakkan turbin.
"Saat ini sedang dibangun work added I yakni pembukaan portal bendungan di mana progres pembangunan bagi 30 meter dengan produktivitas pengerjaan satu meter per hari karena masih tanah,"tutupnya.
[AS]