Menurut Presiden Direktur CSA Institue Aria Santoso mengatakan, melemahnya IHSG selama sepekan terakhir tidak lepas dari ketidakpastian perjanjian dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Selain itu, faktor sentimen jangka pendek juga membuat dana asing keluar dari pasar ekuitas Tanah Air. Hal ini terlihat dari net sell asing dalam sepekan yang mencapai Rp 909,42 miliar.
Lebih lanjut, pelemahan indeks juga disebabkan oleh adanya balancing portofolio, salah satunya ke instrumen bond. Meski demikian, ia yakin pasar saham di Tanah Air masih diminati oleh investor asing.
“Melihat dari net buy di tahun 2019 yang mencapai lebih dari Rp 39 triliun, maka kepercayaan asing terhadap bursa Indonesia masih cukup tinggi,” ujarnya.
Senada, Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menilai melemahnya indeks selama sepekan tidak lepas dari fenomena balancing portofolio aset.
“Banyak juga yang prefer kepada asset yang volatilitasnya lebih rendah seperti government bonds,” ujar Lucky.
Selain itu, ia menilai pertumbuhan pendapatan emiten yang berada di bawah perkiraan pasar juga turut menjegal pergerakan IHSG.
Untuk penguatan IHSG hari ini, Aria mengatakan terjadi akibat sentimen positif pengumuman neraca dagang oleh BPS pada hari ini.
Di luar dugaan, kondisi neraca dagang Indonesia per Oktober 2019 mengalami surplus sebesar US$ 161 juta. Selain itu, menguatnya mata uang rupiah terhadap dolar AS juga memuluskan pergerakan IHSG hari ini.