Meski turun, harga minyak jenis light sweet ini cenderung stagnan sejak akhir pekan lalu. Rencana tambahan pemangkasan OPEC yang disepakati pekan lalu tidak mampu mengangkat harga minyak lebih tinggi. Pasar komoditas energi masih dibayangi negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang belum menunjukkan kejelasan.
Pekan lalu, OPEC+ menyepakati tambahan pemangkasan produksi sebesar 500.000 barel per hari yang akan berlaku hingga Maret 2020. Dengan tambahan ini, total pemangkasan produksi OPEC+ mencapai 1,7 juta barel per hari.
Gene McGillian, director of market research Tradition Energy mengatakan, setelah para produsen mengumumkan pemangkasan, pasar minyak bergerak sedikit di bawah level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. "Tapi tanpa kesepakatan dagang AS-China, harga minyak sulit terangkat dalam reli baru," kata dia kepada Reuters.
Menteri Pertanian AS Sonny Perdue mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump tidak ingin mengimplementasikan tarif impor baru. Tapi, dia ingin ada upaya China untuk menghindari tarif ini.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa kedua pihak tengah menyusun dasar kesepakatan untuk menunda pengenaan tarif baru yang akan berlaku 15 Desember. Sementara itu, tingkat impor China terhadap komoditas utama AS yang meninggi, menunjukkan bahwa pengucuran stimulus oleh pemerintah telah membuahkan hasil.
American Petroleum Institute (API) akan merilis data persediaan minyak mentah. Selain itu, bank sentral AS Federal Reserve akan mengakhiri rapat FOMC nanti malam.