Menurut Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, rupiah masih dipengaruhi sentimen global seperti perang dagang.
Dia menjelaskan sepekan terakhir awalnya rupiah sempat menguat karena optimisme dengan kondisi China dan AS bahwa meraka akan melakukan pendatangan kesepakatan dagang yang sudah dua atau tiga minggu terbengkalai.
Tapi sinyal positif ini terganggu karena RUU HAM dan Demokrasi Hong Kong yang diteken Trump.
Kedua, dari kondisi The Fed yang kemarin menetapkan tingkat suku bunga dan mungkin The Fed menggunakan bahasa yang sering digunakan bahwa mereka akan bergerak sesuai kondisi dan situasi.
"Nah ini, juga diartikan oleh pelaku pasar The Fed tidak akan melakukan pemangkasan suku bunga selanjutnya ini juga memengaruhi rupiah," ujar Yudi.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, Trump yang mendatangani RUU HAM dan Demokrasi Hongkong menambah pelik polemik dua negara pasalnya hal ini memperkeruh hubungan keduanya. Josua mengatakan, dengan adanya penandatanganan ini mengubah arah sentimen dan pergerakan pasar.