Hal itu terungkap dari data yang dirilis US Commodity Futures Trading Commission (CFTC) pada Jumat pekan lalu.
"Alasan mengapa Anda melihat posisi CFTC meningkat adalah karena orang tengah mencari investasi jangka panjang dan cemas mengenai saham yang menjadi terlalu panas saat ini. Mereka khawatir mengenai aksi jual besar-besaran di pasar saham karena kenaikannya terlalu cepat," papar Haberkorn kepada Reuters.
Asal tahu saja, harga emas dunia bergerak naik dari posisi terendah dalam dua pekan terakhir yang terjadi pada Selasa lalu. Data Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot naik 0,5% menjadi US$ 1.461,51 per troy ounce per pukul 13.45 waktu New York. Sedangkan harga kontrak emas berjangka naik 0,2% menjadi US$ 1.460,30 per troy ounce.
Kenaikan harga emas terjadi setelah data kepercayaan konsumen AS mengalami penurunan pada November. Di sisi lain, investor sangat antusias untuk mengetahui detil lebih jauh atas kesepakatan dagang antara AS dan China.
"Satu-satunya cerita di sini adalah kesepakatan dagang AS-China. Dalam beberapa sesi terakhir, harga emas mengalami aksi jual seiring adanya harapan untuk kesepakatan AS-China. Sekarang, harga emas berhenti sejenak dan ini lebih pada (mode) wait and see," papar Bob Haberkorn, senior market strategist RJO Futures.