Menurut Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menjelaskan pelemahan perdagangan besok juga masih disebabkan minimnya sentimen positif dari pasar domestik. Salah satunya, data makroekonomi domestik yang belum memberikan dampak besar terhadap pasar.
Selain itu, adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami perlambatan. JP Morgan misalnya, memproyeksikan GDP Indonesia akan berada di angka 4,9%. Sementara itu, OECD memproyeksikan GDP Indonesia di level 5,04%.
Nafan memproyeksikan pergerakan IHSG Selasa (26/11) akan support ada level 5.988,87 dan resistance pada level 6.062,98.
"Berdasarkan indikator, MACD sudah berada di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI mulai menunjukkan oversold. Di sisi lain, terlihat pola long black closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi bearish continuation," katanya.
Tidak jauh berbeda, Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memprediksi IHSG besok berpotensi melemah cukup besar di kisaran level 6.000 hingga 6.080.
Beberapa hal yang memperberat pergerakan IHSG di antaranya tidak adanya perubahan tingkat suku bunga The Fed dalam waktu dekat, kesepakatan dagang antara China dan Amerika yang semakin baik, serta loan growth Indonesia yang dirilis Kamis nanti diprediksi turun kembali.