Kurs rupiah spot ini melemah tipis 0,04% daripada posisi penutupan perdagangan kemarin pada Rp 14.079 per dolar AS. Meski melemah, pergerakan rupiah belakangan cenderung naik dan turun tipis.
Frances Cheung, head of Asia macro strategy Westpac Banking Corp memperkirakan, rupiah akan bergerak dengan resistance Rp 14.111 dan Rp 14.153 per dolar AS. Sedangkan support kuat rupiah berada di Rp 14.000 per dolar AS.
"Investor berhati-hati di tengah ketidakpastian hubungan dagang AS-China. Tapi, aliran dana ke obligasi tampaknya berlanjut karena selisih yield yang masih mendukung," kata Cheung kepada Bloomberg.
Roland Mieth, emerging-markets portfolio manager Pacific Investment Management (Pimco) pun mengungkapkan hal serupa. Kepada Bloomberg, Mieth mengataan bahwa para pengelola dana sedang menyukai rupiah karena adanya pergerakan kabinet baru yang market friendly.
Mieth memperkirakan bahwa Bank Indonesia masih akan menurunkan suku bunga satu atau dua kali lagi setelah penurunan empat kali pada 2019.
Pelemahan rupiah hari ini beriringan dengan pelemahan hampir seluruh mata uang Asia. Hanya yen yang masih menguat 0,13% terhadap the greenback karena statusnya sebagai safe haven.
Sementara nilai tukar dolar AS pun mulai menguat terhadap mata uang utama dunia. Indeks dolar pagi ini menguat ke 97,85 setelah kemarin turun 0,20%.