Indeks Shanghai menguat 0,10% ke 2.914. Sementara Taiex menguat 0,33% ke 11.648. Indeks Kospi pun melaju 0,32% ke 2.088.
Sementara indeks Straits Times menanjak tipis 0,03% ke 3.195. Indeks FTSE Bursa Malaysia turun 0,26%.
Penguatan sebagian bursa Asia dipicu data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang kuat. Tapi, pelemahan data ekspor China masih membayangi bursa. "Ekonomi AS masih naik. Bayang-bayang resesi masih jauh meski ada masalah ekonomi di negara-negara lain dan perang dagang," kata Chris Rupkey, chief financial economist MUFG Union Bank kepada Reuters.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa tenggat waktu 15 Desember masih berlaku untuk penerapan tarif baru atas barang-barang dari China. Para investor pun beranggapan bahwa eskalasi tensi perang dagang bisa terjadi, terutama jika Presiden AS Donald Trump melanjutkan penerapan tarif atas US$ 156 miliar produk dari China pada pertengahan bulan ini.
Federal Open Market Committee (FOMC) akan rapat dua hari mulai besok. Bank sentral ini diramal menekankan kekuatan ekonomi AS dan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 1,50%-1,75%.