Reli Kemit tewas dengan posisi terduduk di atas kloset kamar mandi, di rumah yang diketahui milik salah seorang pendeta di Gereja Santapan Rohani Indonesia (GSRI) bernama Gayus Bangun.
Ia tewas dengan luka bekas tikaman senjata tajam di bagian dada, perut serta luka bekas sayatan di lehernya. Bahkan golok yang diduga digunakan untuk menghabisi nyawa korban, masih menancap di dada sebelah kirinya.
Kapolsek Delitua, AKP Dolly Nainggolan, kematian korban terungkap setelah asisten rumah tanggan Gayus Bangun, melaporkan jika korban Reli Kemit yang saat itu tengah menginap di rumah tersebut, tak kunjung keluar dari kamar mandi.
[caption id="attachment_37402" align="aligncenter" width="700"] Korban saat diidentifikasi oleh petugas Inafis Kepolisian (ist)[/caption]
Gayus yang mendapatkan laporan lalu menghubungi kepala dusun untuk memeriksa laporan tersebut. Sang kepala dusun dibantu seorang warga kemudian mendobrak pintu kamar mandi dan menemukan korban sudah tak bernyawa dengan penuh luka.
“Kita menerima laporan kasus ini sekitar pukul 11:30 WIB tadi. Jam 12 saya bersama Camat Delitua langsung turun ke lokasi melihat langsung mayat tersebut. Korban tewas dengan 5 luka di bagian dadanya,”sebut Dolly.
Usai diperiksa Tim Inafis, mayat korban kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan untuk keperluan autopsi. Dari pemeriksaan saksi-sakisi, dugaan sementara korban sengaja bunuh diri karena tertekan dengan persoalan keluarganya.
[caption id="attachment_37401" align="aligncenter" width="700"] Barang bukti golok yang digunakan korban untuk bunuh diri (ist)[/caption]
“Dugaan sementara bunuh diri. Diakibatkan tekanan dari pihak keluarga lantaran korban lagi proses perceraian oleh isteri. Korban memang sedang tinggal sementara di rumah pendetanya yang merupakan pemilik rumah ini, atas nama Gayus Bangun,”sebut Kapolsek.
[AS]