Menurut Analis PT. Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengungkapkan,mata uang dollar AS terangkat setelah data menunjukkan aktivitas pabrik dan layanan AS membaik sebagai tanda ketahanan berkelanjutan ekonomi AS. Apalagi, dollar AS menanjak 0,24% pada level 98,23 terhadap enam mata uang rival utama.
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan (22/11) pasangan mata uang GBP/USD ditutup negatif dengan turun sebanyak 0,62% di level 1,2834, akibat dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang rival utamanya di akhir pekan lalu.
Sementara itu, kabar positif kembali datang dari perdagangan AS-China. Presiden dari kedua negara tersebut sama-sama memberikan komentar bernada optimistis akan tercapainya kesepakatan.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa China telah mengundang para petinggi bidang perdagangan AS termasuk Wakil Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin ke Beijing untuk membahas putaran baru perundingan langsung.
Laporan tersebut muncul sehari setelah Reuters mengatakan kesepakatan perdagangan sebagian mungkin tidak akan ditandatangani tahun ini.
Para pejabat China mengisyaratkan bahwa Beijing dan Washington memberi sinyal bahwa kedua pihak hampir menandatangani kesepakatan awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump berkomentar pekan lalu dengan mengatakan tidak setuju untuk menurunkan tarif semula sehingga mengurangi harapan kesepakatan perdagangan terwujud lebih cepat.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa Beijing ingin segera mencapai kesepakatan dagang dengan Washington, serta terus berupaya untuk menghindari perang dagang. Namun, Xi tetap menjaga harga diri negaranya dengan menegaskan bahwa mereka juga tak gentar untuk membalas apabila langkah itu diperlukan.