Pada Jumat (6/12/2019) kemarin, harga emas turun 1,07% dalam sehari. Sejalan, harga emas berjangka untuk pengiriman Februari 2020 di Commodity Exchange merosot 1,21% pada Jumat lalu. Pagi ini, harga emas berjangka berada di US$ 1.465,20 per ons troi, naik tipis dari posisi akhir pekan pada US$ 1.465,10 per ons troi.
Harga emas melonjak lebih dari 1% pada Selasa pekan lalu setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa negosiasi dagang bisa berlangsung hingga setelah pemilihan presiden pada November 2020. Pernyataan Trump ini menjadi pemicu kenaikan harga setelah berminggu-minggu pasar berharap kesepakatan tercapai sebelum tanggal 15 Desember 2019.
Lonjakan harga di pertengahan pekan kembali turun di akhir pekan. Harga emas turun setelah rilis data tenaga kerja AS menunjukkan perbaikan. Non-farm payrolls naik 266.000 pada bulan lalu. Ini adalah kenaikan terbesar dalam 10 bulan terakhir. Sementara tingkat pengangguran turun tipis ke 3,5%, terendah dalam hampir 50 tahun terakhir.
Meski ada perbaikan data yang menunjukkan bahwa ekonomi AS tidak terlalu banyak terpengaruh perang dagang, investor masih mengamati kelanjutan negosiasi dagang AS-China.
"Pasar merasa kedua pihak berniat menghindari runtuhnya negosiasi, jika kita mengamati kabar yang mereka sebut di headline media," kata Kazushige Kaida, chief of forex State Street kepada Reuters.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengonfirmasi bahwa tenggat waktu 15 Desember untuk menetapkan tarif baru masih berlaku. Tapi, dia menambahkan bahwa Presiden Trump masih menginginkan kelanjutan pembicaraan dengan China yang mengarah ke kesepakatan yang disetujui AS.
Sementara itu, ekspor China turun dalam empat bulan berturut-turut hingga November. Tapi, kenaikan impor menunjukkan bahwa stimulus China sukses memicu permintaan.