Pembukaan FDT ke-7 ini dilakukan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Pembukaan ditandai dengan penabuhan alat musik gondang sembilan di Open Stage, Parapat, Kabupaten Simalungun.
Gelaran yang pada tahun ini mengambil tema “Inspiring Toba” itu, dimeriahkan atraksi seni budaya berbagai suku di Provinsi Sumatera Utara.
Hadir dalam pembukaan itu, Direktur Utara Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Ari Prasetyo, Bupati dan Wakil Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih dan H Amran Sinaga, Wali Kota Pematangsiantar H Hefriansyah, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Pemprov, dan kabupaten/kota se-kawasan Danau Toba.
Edy Rahmayadi berpesan kepada kepala daerah dan forum komunikasi pimpinan daerah di kawasan Danau Toba untuk menjaga keindahan kaldera terbesar di dunia itu.
Dikatakannya, orang datang ke kawasan Danau Toba untuk melihat danau. Karena itu bangunan-bangunan di pinggirannya perlu diperhatikan keberadaannya.
FDT DISAKSIKAN DUNIA
Dia juga berpesan supaya menjadikan FDT kegiatan yang gegap gempita, penuh kegembiraan dan disaksikan pengunjung dari dunia.
Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Sumut, dr Ria Telaumbanua sebagai ketua panitia, melaporkan pelaksanaan even FDT telah dimulai dengan berbagai kegiatan di daerah kawasan Danau Toba. Puncaknya, FDT tahun 2019, dipusatkan di Parapat selama empat hari, 9-12 Desember 2019 dengan kegiatan seni budaya, dan hiburan.
“Kita sudah melaksanakan beberapa kegiatan seperti festival solo, kayak, penanaman pohon, pembersihan kawasan Danau Toba, FGD Geopark dan lari 10 K. Untuk hari, kegiatan yang dilaksanakan adalah Tari Kolosal Saoan, Koor Raksasa, Rekor Muri seni melipat kain Bulang Sulappei, fashion show Etnic (Designer Lokal) dan tari Kolosal Multi Etnis," sebutnya.
PEMECAHAN REKOR MURI
Untuk pemecahan rekor Muri, Ria menambahkan bahwa itu punya satu tujuan, yakni melestarikan ulos Simalungun itu. Sebab, saat ini Bulang Sulappei sudah sangat jarang digunakan masyarakat setempat, bahkan hampir punah.
"Makin sedikitnya masyarakat yang mengenakan ulos itu, makin sedikut pula yang menenun. Pemerintah khawatir, jika hal ini berlangsung terus menerus, bisa jadi generasi penerus makin tak mengenal Bulang Sulappei," terangnya.
FDT merupakan kegiatan tahunan Dinas Pariwisata Pemprov Sumut yang pelaksanaanya diadakan di delapan kabupaten kawasan Danau Toba secara bergiliran. Tujuannya, mengenalkan, mempromosikan Danau Toba sebagai KSPN dengan harapan jumlah pengunjung terus meningkat.
[AS]