Tercatat 137 saham turun, 117 saham naik, 123 stagnan. Total volume 634 juta saham dengan nilai transaksi capai Rp 485 miliar.
Enam dari 10 indeks sektoral memberatkan langkah IHSG. Sektor barang konsumsi paling dalam penurunannya 0,62%. Sedangkan, pertambangan memimpin kenaikan 0,25%.
Investor asing mencatatkan net sell Rp 13,125 miliar di pasar reguler dan Rp 10,987 miliar keseluruhan market
Asal tahu, indikasi penundaan kesepakatan pembicaraan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS) yang semula dijadwalkan tanggal 15 Desember menjadi awal tahun 2020 menjadi penyebab Dow Jones (DJIA) kembali turun sebesar -280.23 poin (-1.01%).
Sehingga selama tiga hari DJIA turun -661.2 poin (-2.37%), berpotensi menjadi sentimen negatif untuk perdagangan Rabu.
Sentimen negatif lain datang dari jatuhnya harga Nikel -2.57%, Coal -0.15% dan EIDO -0.29% (walaupun Selasa IHSG ditutup naik +0.06%).
Jatuhnya Bursa Asia Rabu pagi ini seperti Nikkei -1.18%, Kospi -0.70% & STI -0.47% menambah beban berat untuk IHSG.
“Mengetahui IHSG cukup berat melanjutkan penguatannya, kami tetap antusias merekomendasikan investor melakukan trading harian atas saham dari sektor TI, Bank, Kimia/Energi, Infrastruktur, Pakan Ayam, Konsumer, Rokok dan Farmasi untuk perdagangan hari ini,” prediksi analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang
Analis PT Valbury Sekuritas Indonesia Suryo N menambahkan perang dagang yang meluas bukan saja AS dengan China, tetapi sudah melibatkan negari lain, artinya ketidakpastian pasar kian meningkat.
“Hal ini mendorong kekhawatiran investor global dan juga termasuk pelaku pasar di BEI. Dampak sentimen ini bisa memberatkan laju bagi IHSG ke teritoral positif pada perdagangan saham hari ini,” paparnya.