Karateka Rifki Ardiansyah Arrosyiid menyumbangkan medali perak dari kelas 60 kilogram kumite individu putra usai kalah dari wakil Vietnam Nguyen Thanh Duy dengan skor 1-2 di partai final.
Sementara tim kata beregu putri Indonesia yang diperkuat Anugerah Lucky, Dian Nababan dan Emilia Hanandyta mendapat medali perunggu.
“Anak-anak sudah berjuang mati-matian. Itulah hasilnya,” ujar pelatih kepala tim karate Indonesia Abdullah Kadir kepada pewarta usai pertandingan.
Untuk Rifki, Abdullah menilai bahwa karateka berusia 21 tahun tersebut tidak tampil lepas dan lawannya.
“Mungkin dia merasa terbebani sebagai pemegang medali emas Asian Games 2018,” kata Abdullah.
Sementara terkait beregu putri, sang pelatih memaklumi pencapaian tersebut. Hal itu karena para karateka yang diturunkan dalam pertandingan tersebut adalah atlet-atlet muda.
Anugerah, Dian dan Emilia masih berusia 19 tahun dan SEA Games 2019 adalah SEA Games perdana mereka.
“Mereka ini baru naik dari junior. Tadi saat tampil ada beberapa gerakan mereka yang goyang dan tidak stabil. Itu tidak sama dengan saat latihan. Namun memang seharusnya bisa lebih dari medali perunggu,” tutur Abdullah.
Dengan demikian, sampai Minggu (8/12), tim karate Indonesia sudah mengumpulkan dua medali emas, satu perak dan satu perunggu.
Medali emas datang dari Ahmad Zigi Zartesta serta Krisdia Aprilia dari nomor kata individual putra dan putri.
Indonesia berpotensi menambah medali emas dari karate karena di hari terakhir pada Senin 9 Desember 2019, masih akan mempertandingkan nomor-nomor seperti kata beregu putra, kumite putri +61 kilogram, kumite putra -75 kilogram, kumite putra +75 putra.
[AS]