Sementara selama sebulan terakhir, net sell asing tercatat Rp 3,80 triliun di pasar reguler. Sepekan belakangan, aksi jual saham oleh investor asing masih terjadi dan net sell asing tercatat Rp 1,2 triliun.
Di tengah aksi jual saham yang dilakukan investor asing, ada beberapa saham yang tetap menjadi incaran investor asing. Ambil contoh, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Saham lain, PT XL Axiata (EXCL), PT Indofood CBP Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Menuru Analis, Nico mengatakan, investor asing tidak akan sepenuhnya beralih dari pasar saham Indonesia. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, para investor asing, ada yang hanya memindahkan porfolionya ke pasar obligasi. Sebab, pasar obligasi Indonesia juga menawarkan imbal hasil yang menarik di antara negara tetangga lainnya.
Sentimen yang akan mendorong investor asing kembali di antaranya, kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, potensi pemotongan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) satu kali lagi, serta persiapan portofolio tahun depan.
Di tengah penurunan harga saham yang sedang terjadi akhir akhir ini, investor dan pemegang saham disarankan untuk mencari saham yang memiliki valuasi murah dengan target investasi jangka panjang.
Nico menyarankan buy saham EXCL dengan target harga Rp 4.050 per saham, buy saham TLKM dengan target harga Rp 4.750 per saham, buy saham ICBP dengan target harga Rp 12.750 per saham. Lalu buy saham INDF dengan target harga Rp 8.850 per saham, buy saham WIKA dengan target harga Rp 2.750 per saham dan buy saham HMSP dengan target harga Rp 2.375 per saham.
"Secara jangka panjang sebetulnya pasar saham kita masih berpotensi untuk mengalami kenaikan," kata Nico