"Saya temukan helm dan tas saya di selokan disekitar lokasi kejadian. Mungkin para pelaku buang barang-barang saya," ujar RR, dosen pada Politeknik Negeri Kupang ini, Sabtu (30/11/2019).
RR mendapati HP miliknya masih ada dalam tas namun dalam keadaan tidak aktif.
Terpisah, Kapolres Kupang Kota, AKBP Satrya Perdana P Tarung Binti, SIK melalui Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu Bobby Jacob Mooynafi, SH MH saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (30/11/2019) mengakui kalau pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan kasus pengeroyokan dan perampokan yang dialami dosen muda RR (33).
"Kasus tersebut dalam tahap penyelidikan dan korban telah diambil keterangannya," jelasnya.
Diakuinya, korban RR (31) juga telah menjalani visum di RSB Drs Titus Ully Kupang.
Tim buser Sat Reskrim Polres Kupang Kota pun diterjunkan sejak Jumat (29/11/2019) untuk menyelidiki pelaku di sejumlah titik. RR (33) dosen muda di Kota Kupang yang juga warga Desa Penfui Timur Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi korban pengeroyokan hingga babak belur, Jumat (29/11/2019) subuh.
Empat orang pelaku juga merampas tas dan handphone merek Vivo serta helm milik korban. Korban dikeroyok di pangkalan ojek di Bundaran Penghijauan Penfui, Kota Kupang sekitar pukul 01.00 Wita. korban dianiaya hingga mengalami sejumlah luka lebam di wajah dan sakit pada tubuhnya.
"Saya sudah lihat dia bawa motor ugal-ugalan dan membahayakan pengendara motor lainnya," kata korban di Mapolres Kupang Kota pasca kejadian ini.
Saat tiba di Bundaran Penghijauan, korban hampir ditabrak oleh pelaku menggunakan sepeda motornya. Korban pun menegur pelaku, namun dibalas dengan ancaman oleh pelaku.
"Kakak diam sa (saja) nanti beta (saya) bunuh kakak," katanya mengulangi perkataan pelaku.
Selanjutnya, keduanya memarkirkan motornya di TKP dan terjadi adu mulut.
Pelaku yang melihat tiga rekannya kebetulan melintas langsung memukul korban. Tiga rekan pelaku pun mengeroyok korban.
"Kami sempat adu mulut, karena dia lihat temannya datang, dia merasa kuat lalu pukul saya di kepala," katanya.
"Setelah itu, mereka pukul saya hingga saya terjatuh. Saya usaha untuk membela diri tapi kalah jumlah," jelasnya.
Tidak hanya menganiaya, para pelaku juga merampas tas korban yang berisi satu unit handphone dan dokumen pribadi serta helm korban.
Penganiayaan tersebut pun menarik perhatian banyak warga sekitar dan langsung menghampiri korban. Para pelaku kabur dan membawa lari sejumlah barang korban. Korban berusaha menyelamatkan diri dan melaporkan kejadian tersebut ke Pos Polisi yang tepat di samping Bundaran Penghijauan. Namun Pos Polisi tersebut kosong, tak ada penjagaan dari satu pun anggota kepolisian.
"Saya langsung, ke teman saya dan kami ke Mapolres Kupang Kota untuk melapor," katanya.
Diakuinya, empat pemuda yang melakukan pengeroyokan terhadap dirinya tengah mabuk miras.