"23 persen atau 1.579 dari 6000 balita yang telah didata mengalami stunting," kata Wakil Bupati Nias Arosokhi Waruwu seperti dilansir Antara, Sabtu (7/12/2019).
Arosokhi menuturkan, penanggulangan stunting dapat dilakukan melalui perbaikan pola asuh dan perbaikan pola makan. Lalu peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta fokus pada remaja dan ibu hamil sebagai upaya pencegahannya.
Menurutnya, yang sangat penting dalam penanggulangan stunting adalah edukasi kepada masyarakat. Utamanya edukasi terkait pemilihan nutrisi yang baik. Penyediaan sarana dan prasarana kebersihan yang merata di seluruh desa juga tak kalah pentingnya.
"Salah satu kunci pencegahan stunting adalah dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi baik," terangnya.
Tidak lupa dia mengungkapkan bahwa dalam mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Nias ada dua intervensi yang dilakukan, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik adalah mengatasi penyebab langsung (kurang gizi dan penyakit) bersifat jangka pendek dan lebih banyak dikerjakan oleh bidang kesehatan.
Kemudian intervensi sensitif dengan mengatasi penyebab tidak langsung (kecukupan pangan dan mencegah infeksi), bersifat jangka panjang dan dikerjakan oleh semua pihak lintas sektor di luar kesehatan.
"Kita sangat mengharapkan dukungan dan peran semua pihak terkait untuk berkoordinasi dan bersinergi serta terpadu dalam melaksanakan berbagai upaya intervensi, sehingga percepatan penurunan stunting di Kabupaten Nias dapat tercapai," katanya.
[AS]